Berikut ini Fakta dan Mitos seputar pernikahan yang saya ambil dari Metrotvnews.com, Jakarta: Setiap pasangan kekasih yang telah matang untuk menjalani hubungan lebih serius, pada akhirnya akan melewati tahap pernikahan.
Berbicara mengenai pernikahan, Anda mungkin bertanya-tanya tentang kebiasaan atau tradisi, seperti mengapa gaun pengantin umumnya warna putih, atau mengapa cincin menjadi simbol dalam sebuah ikatan pernikahan dan dikenakan di jari manis.
Gaun pernikahan
Gaun pernikahan identik dengan warna putih. Tahukah Anda, jika warna putih rupanya bukan warna gaun pernikahan populer sebelum dilangsungkannya pernikahan Ratu Victoria dan Pangeran Alberd tahun 1840.
Sebelum itu, orang-orang memakai warna merah, biru, ungu dan bahkan hitam dengan jahitan emas dan perak. Tapi sejak pernikahan kerajaan, warna putih yang melambangkan kesucian menjadi populer.
Lamaran pernikahan
Lamaran yang lazim pada umumnya dilakukan oleh seorang pria kepada wanita. Namun berkat Skotlandia, tren berubah berlawanan. Pada 1228, Skotlandia menjadi negara Eropa pertama yang memungkinkan hak untuk melamar pria. Undang-undang ini kemudian menyebar ke seluruh Eropa.
Memasangkan cincin
Ada sejarah romantis mengapa dalam pernikahan, cincin pertunangan dikenakan pada jari keempat tangan kiri atau jari manis. Kebiasaan ini berawal dari Roma. Warga Roma percaya bahwa pembuluh darah di jari manis, yang disebut 'vena amoris' dikenal sebagai 'vena cinta' mengarah langsung ke jantung.
Persoalan cinta
Menurut sebuah studi dari University of Cambridge, cinta mungkin dibutuhkan untuk terhindar dari masalah. Kehidupan pernikahan 80 persen dapat mengurangi risiko perilaku kriminal. Pernikahan yang sehat membantu kehidupan yang tidak stabil seperti kejahatan, konflik, dan kekerasan.
Menambah berat badan
Pasangan menikah cenderung memiliki lingkar pinggang lebih besar. Setelah menikah, suami dan istri cenderung mengalami penambahan berat karena bahagia. Meskipun hal ini dapat menyebabkan penurunan daya tarik seksual dan kesehatan umum, pasangan menikah memiliki 15 persen harapan hidup lebih tinggi dan hidup 1,17 tahun lebih lama daripada para lajang.
Persoalan umur
Muncul anggapan bahwa wanita yang menikah dengan pria 7 sampai 9 tahun lebih muda memiliki 20 persen risiko kematian lebih tinggi daripada mereka yang menikah dengan yang seusia mereka. Dan pria dengan istri tujuh sampai sembilan tahun lebih muda memiliki angka kematian 11 persen lebih rendah dibandingkan pria yang menikahi wanita seusia mereka. Namun ini hanyalah mitos, jadi Anda tak perlu khawatir.
Urutan Kelahiran
Muncul kepercayaan bahwa urutan kelahiran cenderung membentuk kepribadian. Dengan begitu, ini juga akan memengaruhi hubungan.
Pernikahan yang paling sukses adalah antara kakak tertua dari saudara dan adik bungsu dari saudara. Sementara itu, angka perceraian tertinggi terjadi pada anak tunggal.
Pengiring pengantin
Pada zaman kuno, pengiring pengantin bertindak sebagai pelindung untuk pengantin wanita. Mereka akan mengenakan gaun yang sama dengan tujuan untuk membuat roh jahat bingung. Demikian juga dengan pengiring pria. (Ningtriasih/Venusbuzz)
Berbicara mengenai pernikahan, Anda mungkin bertanya-tanya tentang kebiasaan atau tradisi, seperti mengapa gaun pengantin umumnya warna putih, atau mengapa cincin menjadi simbol dalam sebuah ikatan pernikahan dan dikenakan di jari manis.
Gaun pernikahan
Gaun pernikahan identik dengan warna putih. Tahukah Anda, jika warna putih rupanya bukan warna gaun pernikahan populer sebelum dilangsungkannya pernikahan Ratu Victoria dan Pangeran Alberd tahun 1840.
Sebelum itu, orang-orang memakai warna merah, biru, ungu dan bahkan hitam dengan jahitan emas dan perak. Tapi sejak pernikahan kerajaan, warna putih yang melambangkan kesucian menjadi populer.
Lamaran pernikahan
Lamaran yang lazim pada umumnya dilakukan oleh seorang pria kepada wanita. Namun berkat Skotlandia, tren berubah berlawanan. Pada 1228, Skotlandia menjadi negara Eropa pertama yang memungkinkan hak untuk melamar pria. Undang-undang ini kemudian menyebar ke seluruh Eropa.
Memasangkan cincin
Ada sejarah romantis mengapa dalam pernikahan, cincin pertunangan dikenakan pada jari keempat tangan kiri atau jari manis. Kebiasaan ini berawal dari Roma. Warga Roma percaya bahwa pembuluh darah di jari manis, yang disebut 'vena amoris' dikenal sebagai 'vena cinta' mengarah langsung ke jantung.
Persoalan cinta
Menurut sebuah studi dari University of Cambridge, cinta mungkin dibutuhkan untuk terhindar dari masalah. Kehidupan pernikahan 80 persen dapat mengurangi risiko perilaku kriminal. Pernikahan yang sehat membantu kehidupan yang tidak stabil seperti kejahatan, konflik, dan kekerasan.
Menambah berat badan
Pasangan menikah cenderung memiliki lingkar pinggang lebih besar. Setelah menikah, suami dan istri cenderung mengalami penambahan berat karena bahagia. Meskipun hal ini dapat menyebabkan penurunan daya tarik seksual dan kesehatan umum, pasangan menikah memiliki 15 persen harapan hidup lebih tinggi dan hidup 1,17 tahun lebih lama daripada para lajang.
Persoalan umur
Muncul anggapan bahwa wanita yang menikah dengan pria 7 sampai 9 tahun lebih muda memiliki 20 persen risiko kematian lebih tinggi daripada mereka yang menikah dengan yang seusia mereka. Dan pria dengan istri tujuh sampai sembilan tahun lebih muda memiliki angka kematian 11 persen lebih rendah dibandingkan pria yang menikahi wanita seusia mereka. Namun ini hanyalah mitos, jadi Anda tak perlu khawatir.
Urutan Kelahiran
Muncul kepercayaan bahwa urutan kelahiran cenderung membentuk kepribadian. Dengan begitu, ini juga akan memengaruhi hubungan.
Pernikahan yang paling sukses adalah antara kakak tertua dari saudara dan adik bungsu dari saudara. Sementara itu, angka perceraian tertinggi terjadi pada anak tunggal.
Pengiring pengantin
Pada zaman kuno, pengiring pengantin bertindak sebagai pelindung untuk pengantin wanita. Mereka akan mengenakan gaun yang sama dengan tujuan untuk membuat roh jahat bingung. Demikian juga dengan pengiring pria. (Ningtriasih/Venusbuzz)
Dari Uraian diatas, terlepas itu Fakta ataupun Mitos sepertinya semua itu tidak sesuai dengan Kebudayaan yang ada di Negeri Kita Tercinta ini. Namun sayangnya, hampir sebagian besar Pernikahan yang terjadi di Negeri ini, sudah mulai menyerap kebudayaan-kebudayaan asing dalam pelaksanaan nya. Bagaimana dengan Anda? Menurut saya pribadi, sah-sah saja jika kita mengikuti kebudayaan asing, selama tidak melupakan / meninggalkan kebudayaan kita sendiri dan tidak bertentangan dengan Hukum-hukum serta Norma-norma yang berlaku di negara kita. Dan yang Pasti hal-hal yang wajib dalam pernikahan itulah yang harus di utamakan, terutama bagi yang Muslim. Sah nya sebuah pernikahan tidak di pandang dari seberapa mewah dan megahnya sebuah Pesta Pernikahan dilaksanakan.
Untuk itu saya menyarankan untuk pasangan yang akan menikah, agar bisa hadir langsung ke KUA (untuk yang Muslim), untuk mendengarkan nasihat-nasihat pernikahan sebelum pelaksanaan pernikahan itu sendiri. Biasanya Kepala KUA akan mengundang calon pasangan untuk hadir sebelum hari pelaksanaan pernikahan (pengalaman pribadi...hehehe)